Hai, Sobat SPEKTA!

Pasti yang ada di pikiran kalian setiap dengar kata Valentine tuh coklat, bunga mawar, atau boneka beruang berbulu warna pink. Semua toko juga menjual aksesoris berwarna pink yang unyu-unyu gitu. Tapi tau nggak sih, gimana awalnya Hari Valentine itu diperingati sebagai hari kasih sayang?

Sebenarnya, ada banyak versi mengenai asal-usul Hari Valentine ini. Ada yang menyebut bahwa perayaan Hari Valentine bermula dari seorang pendeta asal Roma di abad ke-3 Masehi bernama Santo Valentine. Konon, Kaisar Claudius II melarang orang untuk menikah. Alasannya, karena di zaman itu para pria harus mengikuti wajib militer untuk berperang. Larangan ini diberlakukan agar mereka tidak perlu memikirkan keluarga. Santo Valentine yang melihat kondisi pelik tersebut, secara diam-diam menikahkan penduduk Roma. Namun, perbuatan itu diketahui oleh Kaisar Claudius II. St. Valentine pun ditangkap. Ia kemudian mendekam di penjara, sebelum akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Sebelum dipenggal oleh Kaisar Claudius II, St. Valentine sempat menulis surat pada tanggal 14 Februari. Surat itu berisi ucapan selamat tinggal kepada putri dari kepala penjara yang membuat St. Valentine jatuh hati. From Your Valentine, demikianlah salam terakhir dari St. Valentine kepada gadis tersebut. Kisah ini yang kemudian menjadi awal mula orang-orang mengucapkan Selamat Valentine setiap tanggal 14 Februari.

Sementara versi lain mengatakan bahwa Hari Valentine bermula dari tradisi Romawi yang dikenal dengan Festival Lupercalia. Festival Lupercalia dirayakan pada 14 Februari setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada Faunus (Dewa Kesuburan) dalam tradisi Romawi.

Awalnya, perayaan festival ini dianggap tidak bermoral dan tidak melambangkan kasih sayang sama sekali. Itu karena Festival Lupercalia dianggap sebagai tradisi bangsa Romawi kuno yang identik dengan hal-hal berbau seks. Seorang penulis bernama J.A North dalam bukunya The Journal of Romance tahun 2008 pernah menjelaskan hal itu.
Itu tadi sejarah singkat asal-usul perayaan Valentine. Tentu tiap tempat merayakan Valentine dengan cara yang berbeda. Bahkan, di beberapa tempat cara merayakannya udah bercampur sama kearifan lokal. Penasaran? Yuk kita intip perayaan Valentine mereka...

Korea Selatan
Di Korea Selatan, Valentine dimulai dari Bulan Februari sampai April. Biasanya, cewek yang memberikan coklat, mawar, atau permen pada hari-H Valentine. Baru deh, giliran cowok yang memberikan hadiah pada tanggal 14 Maret atau yang disebut dengan White Day. Nggak berhenti sampai di situ. Ada perayaan 14 April atau yang disebut Black Day yang dikhususkan untuk para jomblo. Pada hari itu, mereka makan jajangmyeon dalam mangkuk berwarna hitam atau mi pasa kacang hitam. Kasian banget ya, para jomblo!

Prancis
Prancis selalu dikenal dengan sebutan negara paling romantis. Pastinya banyak para kekasih yang nggak lupa ziarah ke tempat suci para pecinta ini.  Beberapa pasangan pun memimpikan bisa merayakan hari kasing sayang di sana. Mereka biasanya menaruh gembok “Love Lock Bridge” bertuliskan nama mereka dan pasangan di Pont des Arts. Lalu kuncinya dibuang ke Sungai Seine dengan harapan cinta mereka akan abadi selamanya. Itu di Paris. Kalau di desa St. Veint, perayaan Valentine lebih berbunga-bunga. Maksudnya mereka merayakan dengan bunga dan menanam pohon cinta. Mungkin biar cinta para pasangan terus tumbuh dan bersemi, ya. Bagus tuh, kegiatannya lebih go green. Selain itu, mereka juga bertukar kartu ucapan kasih sayang (cartes d’amities).

Tiongkok
Beralih ke negeri Tirai Bambu. Warga Tiongkok merayakan hari Valetine dengan Festival Qixi (七夕節; qī xī jié). Festival ini bukan dirayakan bulan Febuari, sob, melainkan pada tanggal tujuh bulan tujuh setiap tahunnya. Pada hari perayaan Qixi, perempuan biasanya berdoa agar mendapatkan suami yang baik atau lebih terampil dalam menjahit. Sayangnya, perayaan ini tidak terlalu tradisional dan konsepnya lebih kebarat-baratan.

Jerman
Perayaan Valentine di Jerman identik dengan babi. Wait, babi? Yap, karena menurut tradisi, babi melambangkan keberuntungan dan juga nafsu. Jadi, pada hari itu babi akan banyak ditemukan di Jerman. Pasangan akan saling bertukar patung, gambar, bahkan cokelat berbentuk babi. Berbeda dengan masyarakat Amerika yang menutup Valentine dengan memakan coklat, di Jerman orang-orang akan mengunyah kue jahe berbentuk hati dengan pesan romantis yang ditulis dalam lapisan gula.

Denmark
Bukan hanya mawar merah yang jadi ikon Valentine. Di Denmark ada juga bunga salju (vintergækker) dan puisi lucu yang disebut gækkebreve. Gækkebreve ini dikirim oleh pria dan ditandatangani secara anonim. Jika penerima dapat menebak siapa yang mengirim surat itu, ia akan diberikan telur Paskah di akhir tahun.

Italia
Tidak seperti Amerika, di mana Valentine dirayakan antara teman di sekolah dan keluarga untuk saling bertukar kartu ucapan, Hari Valentine di Italia hanya dirayakan oleh pasangan. Coklat Baci Perugina menjadi kado populer untuk menyampaikan pesan romantis yang ditulis di kertas. Pasangan merayakannya dengan saling menukar Baci Perugina.

Sumber:
https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/6gsYmd/sejarah-asal-usul-valentine/read-all
https://today.line.me/ID/article/8zp57R?utm_source=washare
https://tirto.id




Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.