Tahukah teman-teman, bahwa bulan Maret adalah bulan yang penting bagi kota kita tercinta, Kota Bekasi? Yap, karena pada bulan inilah kita memperingati hari jadi Kota Bekasi, tepatnya pada tanggal 10 Maret. Sebelumnya, Kota Bekasi merupakan bagian dari Kabupaten Bekasi. Pada tahun 1981, Kecamatan Bekasi dinaikkan statusnya menjadi kota administratif dan kemudian pada tanggal 10 Maret 1997 ditingkatkan kembali statusnya menjadi kotamadya. Wah, jangan-jangan Kota Bekasi lebih muda daripada kalian, nih? :D

Kota Bekasi pun menjadi kawasan pemukiman penting bagi perkembangan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Banyak pekerja Jakarta yang berumah di Bekasi, karena makin sempit dan mahalnya hunian di Jakarta.
Kota Bekasi juga sarat akan sejarah, lho. Sebut saja peristiwa Pertempuran Bekasi 29 November 1945, di mana terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dengan pemuda dari Pesilat Subang dan Laskar Hizbullah pimpinan KH Noer Ali. Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Tak heran, Kota Bekasi mendapat julukan sebagai Kota Patriot.

Etimologi
Dalam catatan sejarah, nama “Bekasi” memiliki arti dan nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka, seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno, pada awalnya Bekasi dikenal sebagai chandrabhaga, di mana nama ini adalah nama sungai yang melewati area ini. Ini tertulis dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara. Chandra sendiri berarti ’bulan’, dan bhaga berarti ’bagian’. Jadi arti harfiahnya "bagian dari bulan". Pada perkembangannya, nama Chandrabhaga berubah menjadi Bhagasasi (sasi artinya ’bulan’ dalam bahasa Jawa). Pada zaman penjajahan Belanda daerah ini sempat disebut Bacassie, hingga akhirnya menjadi Bekasi sampai saat ini.

Seni Budaya
Sulit menetapkan kesenian Kota Bekasi karena warga kota ini adalah percampuran antara budaya Sunda, Jawa Barat dan budaya Betawi. Berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang sebagian besar penduduknya orang Sunda, saat ini kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.

Bahasa Bekasi benar-benar khas karena bila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama tinggal di Bekasi akan berbicara dengan bahasa Sunda, atau terkadang hanya logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah kota urban, terkena imbas budaya Betawi yang begitu mudah masuk dan mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa. Seringkali orang Bekasi dapat dikenali kesundaannya dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih mengarah ke bahasa Betawi. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah percampuran antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan unik.

Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan. Tarian Topeng yang biasa dikenal dengan Topeng saja merupakan salah satu jenis kesenian khas Bekasi yang relatif masih ada dan banyak penggemarnya, sama halnya dengan musik gambus. Topeng Bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan, dan haulan akan tetapi bisa juga dimainkan dalam acara–acara resmi seperti menyambut tamu, pentas seni, dan kampanye pemilu. Walaupun dinamakan tarian topeng namun kesenian ini tidak didominasi oleh tarian saja tapi juga menampilkan lawakan (komedi) yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Tari topeng biasanya diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti gendang, rebab, gong, kenong tiga, dan kecrek.
Sementara Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan tulang kering. Dengan memanfaatkan aren, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya lucu. Agar tidak terkena penonton, maka arenanya dipersiapkan terpisah. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi.

Kuliner
Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya seperti dodol. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa.
Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah di antaranya adalah jalabia, cucur, kue bugis, kue pepe, putu mayang, talam, kue pisang, lopis, kue cincin, geplak, onde-onde, dan gemblong.

Selain jenis kue basah ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering di antaranya akar kelapa, rengginang, wajik, sagon, kue satu, kue procot, kue duit, dan kue brangas.

Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah sayur asem khas Bekasi, rasanya agak sedikit asam bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Di samping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu sayur ikan gabus atau sayur pucung. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung atau kluwek yang berwarna hitam dan memiliki aroma serta rasa yang khas. Selain kuliner sayur asem dan sayur ikan gabus, masih ada satu lagi kuliner yang cukup terkenal di Bekasi yaitu soto betawi asli daging sapi. Kalau di Jakarta soto betawi dicampur dengan jeroan, maka di Bekasi tidak memakai jeroan. Isinya hanya daging sapi, kentang goreng, emping, dan irisan daun bawang kemudia diberi kuah santan yang dimasak dengan bumbu-bumbu tradisional seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, sereh, dan lada.

Wah, banyak sekali ya hal unik tentang kota kita. Tahun ini kota kita sudah berumur 23 tahun. Di usia 23 tahun ini, tentu Kota Bekasi banyak mengalami perubahan yang signifikan. Tentu kita semua juga ingin kalau kota kita maju sehingga visi Kota Bekasi yaitu “Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai menuju masyarakat yang cerdas, kreatif, maju, sejahtera dan ihsan” bisa tercapai.

Oh iya, biasanya pemerintah Kota Bekasi rutin menyelenggarakan acara peringatan hari jadi, di antaranya dengan mengadakan arak-arakan, karnaval, atau pesta kuliner. Sebagaimana tahun ini, awalnya akan diadakan ”Bekasi Culinary Night” yang rencananya akan diadakan pada 14 Maret 2020. Namun sayang, karena pandemi koronavirus yang sedang melanda Indonesia, maka acara batal diadakan demi keselamatan bersama. Stay safe, kawan-kawan, jaga agar tetap aman dan jangan lupa sering cuci tangan dengan sabun hingga bersih, ya!



Sumber:
https://historia.id/historiografis/articles/pertempuran-bekasi-29-november-1945-P3e3k
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/riwayat-bekasi-tempo-doeloe-ckrq
https://westjavainc.org/municipal/kota-bekasi/

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.