Selamat malam Spekters!

Spekters ada yang suka membaca atau membuat puisi? Karya sastra yang satu ini memang banyak diminati karna puisi seringkali dibawakan dengan kata-kata yang indah dan memiliki makna yang dalam.

Spekters tau ngga nih, pada tanggal 21 Maret kemarin merupakan hari peringatan Puisi Sedunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Tujuan ditetapkannya Hari Puisi Sedunia pada 21 Maret adalah untuk mendukung keberagaman bahasa melalui puisi. Dengan ditetapkannya Hari Puisi Sedunia diharapkan dapat melestarikan bahasa-bahasa tradisional yang hampir punah di setiap negara di dunia.

Nah, buat Spekters, kita udah rangkumin nih beberapa penyair puisi dari beberapa negara dan juga karya puisi nya. Spekters bisa nih belajar Bahasa nya sambil menikmati keunikan dari tiap-tiap puisinya. Yuk langsung kita cek…


Sonnet 18 oleh William Shakespeare (1564-1616)

Shall I compare thee to a summer’s day?
Thou art more lovely and more temperate:
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer’s lease hath all too short a date:
Sometime too hot the eye of heaven shines,
And often is his gold complexion dimm’d;
And every fair from fair sometime declines,
By chance, or nature’s changing course, untrimm’d;
But thy eternal summer shall not fade
Nor lose possession of that fair thou ow’st;
Nor shall Death brag thou wander’st in his shade,
When in eternal lines to time thou grow’st;
So long as men can breathe or eyes can see,
So long lives this, and this gives life to thee.

Haruskah Aku membandingkanmu dengan sebuah hari di musim panas?
Penciptaanmu lebih kucintai dan lebih mendebarkan:
Angin kencang yang menggetarkan tunas mungil di bulan Mei

Musim panas membuat semuanya menjadi terlalu singkat:
Kadang terlalu terang seperti sinar matahari di surga
Dan sering pula cahaya emasnya nampak redup;
Dan kadang setiap pertunjukan demi pertunjukannya segera berganti
Disebabkan sesuatu atau sebab perputaran alam yang tak pernah terputus

Tapi musim panasmu yang abadi tidak akan redup
Kau tidak akan kehilangan atas sifat-sifatmu itu;
Kematian tidak akan menangkapmu di bawah naungannya

Dalam garis kekal kau tumbuh ke dalam waktu;
Selama pria bisa bernapas atau mata masih bisa melihat,
Begitu lama hidup ini, dan ini memberi hidup bagimu.

(Kredit: Shiny.ane el’poesya)


Sonnet 18 adalah salah satu dari 154 soneta populer yang ditulis oleh penyair berkebangsaan Inggris, William Shakespeare, pada tahun 1609. William Shakespeare (26 April 1564 – 23 April 1616) adalah seorang pujangga, dramawan, dan aktor Inggris, merupakan penulis drama berbahasa Inggris terhebat dan termasyhur di dunia. Ia sering dijuluki "Pujangga dari Avon”. Dramanya telah diterjemahkan ke dalam setiap bahasa hidup dan dipentaskan di panggung lebih sering daripada penulis drama lainnya. Sonnet 18 terdiri dari 14 baris dan berisi tentang ungkapan kekaguman yang ditunjukan oleh penyair kepada seseorang yang ia puja. Pada puisi ini, penyair membandingkan keindahan seseorang yang ia puja dengan keindahan musim panas.


Les Feuilles Mortes oleh Jacques Prévert (1900- 1977)


Les Feuilles Mortes

Oh, je voudrais tant que tu te souviennes,
Des jours heureux quand nous étions amis,
Dans ce temps là, la vie était plus belle,
Et le soleil plus brûlant qu’aujourd’hui.

Les feuilles mortes se ramassent à la pelle,
Tu vois je n’ai pas oublié.
Les feuilles mortes se ramassent à la pelle,
Les souvenirs et les regrets aussi,

Et le vent du nord les emporte,
Dans la nuit froide de l’oubli.
Tu vois, je n’ai pas oublié,
La chanson que tu me chantais.

C’est une chanson, qui nous ressemble,
Toi qui m’aimais, moi qui t’aimais.
Nous vivions, tous les deux ensemble,
Toi qui m’aimais, moi qui t’aimais.

Et la vie sépare ceux qui s’aiment,
Tout doucement, sans faire de bruit.
Et la mer efface sur le sable,
Les pas des amants désunis.

Daun-daun Kering

Aku ingin kau mengingat

Hari-hari Bahagia ketika kita berteman

Kala itu, hidup begitu indah

Dan matahari bersinar lebih terang dari hari ini

Daun-daun kering dikumpulkan dengan sekop

Kau lihat, Aku belum lupa

Daun-daun kering terkumpul hingga ratusan

Begitu juga dengan kenangan dan penyesalan

Kemudian Angin Utara membawa mereka

melalui malam dingin pelupaan

Kau lihat, aku belum lupa

Lagu yang kau nyanyikan untukku

Lagu itu kini menjadi lagu yang mengingatkanku tentang kita

Kau yang mencintaiku, Aku yang mencintaimu

Kita pernah tinggal Bersama satu sama lain

Kau yang mencintaiku, Aku yang mencintaimu

Tapi kehidupan memisahkan mereka yang saling mencintai

Dengan sangat halus, tanpa suara

Dan lautan membasuh pasir

Jejak kaki kekasih sejak berpisah.

 

Les Feuilles Mortes adalah puisi yang ditulis oleh Jacques Prévert yang diadaptasi menjadi lagu terkenal dengan judul yang sama. Asal mula puisi itu dimulai dengan melodi instrumental yang disebut Les Feuilles Mortes, disusun oleh Joseph Kosma untuk balet Le Rendez-vous tahun 1945, yang plotnya ditulis oleh Prévert. Berdasarkan melodi ini, Prévert menulis puisinya, untuk dijadikan sebuah lagu, karena sutradara Marcel Carné ingin mengadaptasi Le Rendez-vous menjadi sebuah film pada tahun 1946. Jacques Prévert  merupakan seorang penyair dan penulis skenario Prancis. Puisi-puisinya menjadi populer di dunia berbahasa Prancis, khususnya di sekolah-sekolah.


Der du von dem Himmel bist oleh Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832)


Der du von dem Himmel bist

Der du von dem Himmel bist,

Alles Leid und Schmerzen stillest,

Den, der doppelt elend ist,

Doppelt mit Erquickung füllest;

Ach, ich bin des Treibens müde!

Was soll all der Schmerz und Lust?

Süßer Friede,

Komm, ach komm in meine Brust!

Nightsong I Pengembara

Bahwa Anda berasal dari surga

Tenangkan semua kesedihan dan rasa sakit,

Orang yang sengsara ganda

Isi dua kali dengan penyegaran;

Oh, aku lelah dengan hiruk pikuk!

Untuk apa semua rasa sakit dan kesenangan itu?

Damai yang manis,

Ayo, oh masuk ke dadaku!

Der du von dem Himmel bist adalah judul dari dua puisi karya penyair Jerman Johann Wolfgang von Goethe. Ditulis pada tahun 1776 ("Der du von dem Himmel bist") dan pada tahun 1780 ("Über allen Gipfeln"), mereka termasuk di antara karya-karya Goethe yang paling terkenal. Goethe adalah salah satu dari tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman dan Neoklasisme dan Romantisisme Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Ia adalah pengarang Faust Pengaruh Goethe tersebar di sepanjang Eropa, dan selama seabad ke depan karyanya merupakan sumber inspirasi utama dalam musik, drama, dan puisi.

Azaleas oleh김소Kim Sowol (1902-1934)

 

보기가 역겨워

가실 때에는

말없이 고이 보내 드리오리다.

 

영변(寧邊) 약산(藥山)

진달래꽃,

아름 따다 가실 길에 뿌리오리다.

 

가시는 걸음걸음

놓인 꽃을

사뿐히 즈려 밟고 가시옵소서.

 

보기가 역겨워

가실 때에는

죽어도 아니 눈물 흘리오리다.

 

Bahkan jika Anda pergi

bosan dengan saya,

Dengan lemah lembut, aku akan membiarkanmu pergi tanpa bergumam.

 

Di Mt. Yaksan, Yeongbyeon

Memetik segenggam azalea,

Aku akan menyebarkan mereka di jalanmu.

 

Dengan setiap langkah yang Anda ambil,

tolong injak bunganya

sesuka hati Anda.

 

Bahkan jika Anda pergi,

bosan dengan saya,

Saya tidak akan pernah meneteskan air mata

Kim Sowol (1902-1934), yang bernama asli Kim Jeong-Sik, adalah salah satu penyair paling terkemuka dan dicintai di Korea. Dia biasa dipanggil dengan nama penanya "Sowol," yang dia gunakan untuk karya-karyanya yang diterbitkan. Meskipun berumur 33 tahun, ia dianggap sebagai penyair nasional yang mengekspresikan sentimen orang Korea melalui suara yang paling bergaya Korea, dan menyampaikan kesedihan orang Korea dan penderitaan para intelektual selama periode kelam dalam sejarah Korea di bawah Aturan Jepang. Dengan sekitar 150 puisi yang tersisa, Sowol dan puisinya terus-menerus dicintai oleh orang Korea dari generasi ke generasi.

 

    oleh Nizar Qabbani (1923-1998)أنا أحبكَ

متى ستعرفُ كم أهواك .. يا رَجـُـلاً

 أبيـعُ من أجـلـهِ الـدُنيـا و مـا فـيـهـــا

يا مَـنْ تـحــدّيتُ فى حُـبّى له مُـدُنـَـاً

 بِحَـالها … و سأمضى فى تـحـدّيهـــا

لَو تطلُبَ البحرَ .. فى عينيكَ أسكُبُهُ

   أو تطلُبَ الشمسَ .. فى كفّيْكَ أرميهـا

أنـا أحـبـُّكَ فــوقَ الغَـيـمِ أكـتـُـبـُهــا

  و للعصافـير , و الأشجار… أحكـيهـا

أنـا أحـبـكَ فـوقَ الـمـَـاءِ أنقـُشُـهــا

و للعناقـيدِ … و الأقـداحِ … أسْقِـيهـا

أنـا أحـبـكَ يـا سَـيْـفـَـاً أسـالَ دَمِــى

  يـَا قـِصَّـةً لـَسْـتُ أدرى … ما أسَمِّيها

أنـا أحـبـكَ . حـَاوِل أن تـُسـاعِـدَنى

   فــإنَّ مَــنْ بَــدَأ المَـأسَــاةَ يُـنـهـِيـهـــا

وَ إنَّ مَـنْ فـَتـَـحَ الأبـْوَابَ يُغـلِـقهـا

   و مَـنْ أشْـعَـلَ الـنِّـيـرَانَ … يُـطـفـِيهَا

 

Kapan kamu tahu betapa aku mencintaimu

Untuk siapa saya menjual seluruh dunia

kamu yang aku tantang seluruh kota karena cintanya

Seluruh kota ..dan saya akan melanjutkan tantangan

Jika Anda meminta laut, di mata Anda, saya tumpahkan

Atau jika Anda meminta matahari, di tangan Anda saya lempar

Aku cinta kamu. Di atas awan saya menulis

Dan untuk burung dan pohon, kataku

Aku cinta kamu. Di atas air aku mengukir

Dan untuk tandan dan gelas saya biarkan minum

Aku cinta kamu. O, pedang yang menumpahkan darahku

cerita yang saya tidak tahu harus diberi nama apa

Aku cinta kamu. Cobalah untuk membantu saya

Karena siapa  yang memulai tragedi itu, harus menyelesaikannya

Dan siapa yang membukakan pintu, harus menutupnya

Dan siapa yang menyalakan api, harus memadamkannya


Nizar Qabbani lahir di ibu kota Suriah, Damaskus, dari keluarga pedagang kelas menengah. Ibunya, Faiza Akbik, adalah keturunan Turki. Qabbani dibesarkan di Mi'thnah Al-Shahm, salah satu lingkungan di Old Damaskus dan belajar di National Scientific College School di Damaskus antara tahun 1930 dan 1941. Sekolah itu dimiliki dan dijalankan oleh teman ayahnya, Ahmad Munif al-Aidi. Dia kemudian belajar hukum di Universitas Damaskus, yang disebut Universitas Suriah sampai 1958. Dia lulus dengan gelar sarjana hukum pada tahun 1945. Saat menjadi mahasiswa ia menulis kumpulan puisi pertamanya yang berjudul The Brunette Told Me. Qabbani banyak menuliskan puisi yang membela hak-hak perempuan, beberapa puisinya juga memiliki nuansa romantic. Ia juga dikenal sebagai “Raja Penyair Arab”.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.